Kamis, 14 Februari 2013

KARENA DIRIMU AKU ADA part 4


Misteri Cinta....

Soal penembakan yang aku lakukan aku penuh tanda tanya apakah dia mau menerimaku? sedangkan aku bukan siapa-siapa, bukan cina sepertinya, tak memiliki marga, tak berkulit putih, padahal sebenarnya aku tak peduli apakah dia cina atau bukan, aku hanya menyukainya karna dia baik, dia sanggup ngerti aku, walau sebagai teman, kecocokan lebih penting. Sekarang aku menjumpai gadis yang menurutku cocok, aku sendiri ngk tau kenapa harus memilih dia, banyak pilihan gadis lain yang cantik selain dia, namun aku begitu terpesona saat ia berbicara, dan pikiran kita bisa sama.Selama ini ia bahkan tak menyinggung sedikitpun tentang perbedaan suku kita. 

Ah..itu membuatku tambah berdebar-debar saja. Kalo sudah suka beginilah akhirnya, semua hal yang dulu biasa, setiap detik, setiap tindakan aku perhitungkan. aku sendiri pusing dibuatnya. Mungkin beginilah cinta, terkadang kita dibuat buta olehnya. karna kepanikanku untuk menyukainya dengan mengutarakannya pada Eve, aku hanya bisa sedikit berfilosofi andai dia menolakku. bahwa "cinta tak akan menjadi indah jika dalam kehidupan cinta itu sendiri tanpa pengorbanan, Cinta bagaikan melihat bintang dilangit. kamu cukup melihat sinarnnya dan tak perlu memilikinya untukmu sendiri."
walau mencintai adalah proses yang memusingkan namun kehilangan lebih menyakitkan.. 

Aku tahu kamu....


"Apa ini ben?" tanya Eve padaku

"oh itu kado untuk hadiah ultah kamu, met ultah ya eve" jawabku

“oh, kenapa kamu harus repot begini, ‘n apa ni? pake bunga segala? wah bikin malu kamu nanti anak-anak kost yang lain bilang apaan?” dan eve melanjutkan membuka sampul surat dan membaca isinya

"untuk Eve selama ultah yang ke 21 ya, aku tahu ultah kamu udah lewat tapi gpp  kan. :) hehehe, 

Eve udah lama aku punya perasaan beda waktu aku jalan bersamamu sebagai teman, aku merasakan kalo aku suka sama kamu, aku harap aku mengutarakan ini tak membuatmu marah. aku ingin kamu menjadi pacarku. tertanda beny."

itulah isi kartuku untuk Eve, 
Eve terdiam sesaat dan akhirnya "wait, aku tahu kok jawabanmu, 
sudahlah aku tahu apa yang ingin kamu ucapkan" saat aku melihat raut wajahnya aku mencoba mendahuluinya untuk berkata demikian, karna aku tahu ia pasti akan menolakku, begitulah pertimbangan terburukku.
"emang kamu tahu apa ben? lha wong aku belum omong ya mbek kamu!”
“sebenarnya aku tahu kamu suka sama aku, aku merasakannya, tingkahmu beda akhir-akhir ini, kamu sering terlihat gugup waktu bersamaku tak seperti dulu waktu kita baru ketemu, mungkin kamu punya perasaan suka sama aku yang membuatmu gugup.untuk memberi jawaban suratmu ini aku ingin memikirkannya dulu, sebaiknya kita tak usah ketemu dulu beberapa hari, aku akan mempertimbangkannya, kamu mau kan ben?"
ungkap Eve saat ia telah membaca suratku yang tertaut pada seikat bunga mawar itu.
"ya..terserah kamu wis.." dengan tersenyum aku mengucapkannya, agar suasana tak sesunyi ini padahal
hiruk pikuk anak kost lain bersautan di telingaku namun aku merasakan begitu sunyi waktu aku bersamanya. aku melanjutkan basa-basiku menanyakan keadaannya selama ini. dan akhirnya aku berpamitan pulang dengan seribu alasan yang aku karang. karna aku sendiri sudah penat dan kehabisan akal, inginnya aku bersamanya hingga larut malam namun saat itu sudah pukul 3 sore saatnya aku untuk melakukan rutinitas olahragaku, setelah sedikit pemanasan yah mungkin aku pergi renang saja, agar kepalaku yang panas ini sedikit sejuk 

"eve balik sek ya.....aku tunggu jawabanmu" ucapku, sambil berdiri aku berjalan kearah pintu pagar kostnya,

"hati..hati ya ben..tak usah kamu pikirkan dulu apa yang terjadi nanti, aku akan memberikan jawabanku. lewat sms bagaimana?" lanjut eve saat berada berdekatan denganku di pintu pagar kostnya,

"never mind, terserah kamu deh...daa..Eve" ucapku sambil berlalu menuju sepeda motor yang kuparkir didepan kostnya dan aku berlalu segera .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 14 Februari 2013

KARENA DIRIMU AKU ADA part 4


Misteri Cinta....

Soal penembakan yang aku lakukan aku penuh tanda tanya apakah dia mau menerimaku? sedangkan aku bukan siapa-siapa, bukan cina sepertinya, tak memiliki marga, tak berkulit putih, padahal sebenarnya aku tak peduli apakah dia cina atau bukan, aku hanya menyukainya karna dia baik, dia sanggup ngerti aku, walau sebagai teman, kecocokan lebih penting. Sekarang aku menjumpai gadis yang menurutku cocok, aku sendiri ngk tau kenapa harus memilih dia, banyak pilihan gadis lain yang cantik selain dia, namun aku begitu terpesona saat ia berbicara, dan pikiran kita bisa sama.Selama ini ia bahkan tak menyinggung sedikitpun tentang perbedaan suku kita. 

Ah..itu membuatku tambah berdebar-debar saja. Kalo sudah suka beginilah akhirnya, semua hal yang dulu biasa, setiap detik, setiap tindakan aku perhitungkan. aku sendiri pusing dibuatnya. Mungkin beginilah cinta, terkadang kita dibuat buta olehnya. karna kepanikanku untuk menyukainya dengan mengutarakannya pada Eve, aku hanya bisa sedikit berfilosofi andai dia menolakku. bahwa "cinta tak akan menjadi indah jika dalam kehidupan cinta itu sendiri tanpa pengorbanan, Cinta bagaikan melihat bintang dilangit. kamu cukup melihat sinarnnya dan tak perlu memilikinya untukmu sendiri."
walau mencintai adalah proses yang memusingkan namun kehilangan lebih menyakitkan.. 

Aku tahu kamu....


"Apa ini ben?" tanya Eve padaku

"oh itu kado untuk hadiah ultah kamu, met ultah ya eve" jawabku

“oh, kenapa kamu harus repot begini, ‘n apa ni? pake bunga segala? wah bikin malu kamu nanti anak-anak kost yang lain bilang apaan?” dan eve melanjutkan membuka sampul surat dan membaca isinya

"untuk Eve selama ultah yang ke 21 ya, aku tahu ultah kamu udah lewat tapi gpp  kan. :) hehehe, 

Eve udah lama aku punya perasaan beda waktu aku jalan bersamamu sebagai teman, aku merasakan kalo aku suka sama kamu, aku harap aku mengutarakan ini tak membuatmu marah. aku ingin kamu menjadi pacarku. tertanda beny."

itulah isi kartuku untuk Eve, 
Eve terdiam sesaat dan akhirnya "wait, aku tahu kok jawabanmu, 
sudahlah aku tahu apa yang ingin kamu ucapkan" saat aku melihat raut wajahnya aku mencoba mendahuluinya untuk berkata demikian, karna aku tahu ia pasti akan menolakku, begitulah pertimbangan terburukku.
"emang kamu tahu apa ben? lha wong aku belum omong ya mbek kamu!”
“sebenarnya aku tahu kamu suka sama aku, aku merasakannya, tingkahmu beda akhir-akhir ini, kamu sering terlihat gugup waktu bersamaku tak seperti dulu waktu kita baru ketemu, mungkin kamu punya perasaan suka sama aku yang membuatmu gugup.untuk memberi jawaban suratmu ini aku ingin memikirkannya dulu, sebaiknya kita tak usah ketemu dulu beberapa hari, aku akan mempertimbangkannya, kamu mau kan ben?"
ungkap Eve saat ia telah membaca suratku yang tertaut pada seikat bunga mawar itu.
"ya..terserah kamu wis.." dengan tersenyum aku mengucapkannya, agar suasana tak sesunyi ini padahal
hiruk pikuk anak kost lain bersautan di telingaku namun aku merasakan begitu sunyi waktu aku bersamanya. aku melanjutkan basa-basiku menanyakan keadaannya selama ini. dan akhirnya aku berpamitan pulang dengan seribu alasan yang aku karang. karna aku sendiri sudah penat dan kehabisan akal, inginnya aku bersamanya hingga larut malam namun saat itu sudah pukul 3 sore saatnya aku untuk melakukan rutinitas olahragaku, setelah sedikit pemanasan yah mungkin aku pergi renang saja, agar kepalaku yang panas ini sedikit sejuk 

"eve balik sek ya.....aku tunggu jawabanmu" ucapku, sambil berdiri aku berjalan kearah pintu pagar kostnya,

"hati..hati ya ben..tak usah kamu pikirkan dulu apa yang terjadi nanti, aku akan memberikan jawabanku. lewat sms bagaimana?" lanjut eve saat berada berdekatan denganku di pintu pagar kostnya,

"never mind, terserah kamu deh...daa..Eve" ucapku sambil berlalu menuju sepeda motor yang kuparkir didepan kostnya dan aku berlalu segera .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar